(atjehdalamsejarah.blogspot.com)Sejak lima ratus tahun lalu, menjadi pemimpin bukan hal baru bagi perempuan Aceh. Pada saat Belanda hendak memasuki Samalanga, seorang pemimpin wanita pewaris kerajaan Samalanga bernama Pocut Meuligo yang masih remaja belia telah berhasil mempertahankan wilayahnya. Ia bertindak tegas kepada setiap pria yang mangkir dan kewajiban perang.
Pocut Meuligo termasuk dalam deretan wanita pejuang seperti Cut Nyak Dien, Cut Nyak Meutiah, dan Tengku Fakinah. Wanita yang juga dipanggil dengan Pocut Maligai ini dengan gagah berani telah mempertahankan Samalanga dan serangan Belanda selama beberapa tahun bahkan seorang jenderal Belanda harus kehilangan satu matanya ketika berusaha merebut Samalanga. Adalah Jenderal van der Heijden yang menjadi korban kegagahan pasukan Pocut Meuligo. Mata kirinya tertembak pejuang Samalanga yang dipimpin seorang remaja Puteri Pocut Meuligo.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !